Teman Seru, di era serba digital ini, tak terelakkan jika anak-anak sudah akrab dengan gadget sejak usia dini. Game di tablet, video di YouTube, bahkan aplikasi edukatif. Semua itu memang punya sisi positif. Tapi, bukan berarti kita harus melupakan satu hal yang tak kalah penting, yaitu permainan tradisional anak.
Ya, permainan yang dulu kita mainkan di halaman rumah, di lapangan sekolah, atau di gang kecil bersama teman-teman sebaya ternyata punya manfaat luar biasa. Selain menyenangkan, permainan tradisional juga mendukung perkembangan fisik, sosial, dan emosional anak.
Demi melestarikan permainan tradisional itu, mari kita bahas bersama kenapa permainan tradisional penting, apa saja contohnya, dan bagaimana kita bisa mengenalkannya kembali pada anak-anak kita.
Kenapa Permainan Tradisional Anak Patut Dikenalkan Kembali?
Pertama-tama, mari kita lihat dari sisi perkembangannya. Permainan tradisional melatih anak untuk:
- Aktif bergerak – karena banyak permainan melibatkan lari, lompat, atau gerak fisik lain
- Belajar kerja sama – karena hampir semua permainan dilakukan secara kelompok
- Mengenal aturan – karena permainan punya struktur dan tata cara bermain
- Meningkatkan kreativitas – karena tidak selalu perlu alat canggih, bahkan hanya dengan batu, kayu, atau tanah
Lebih dari itu, permainan tradisional juga mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, sportivitas, dan kemampuan menyelesaikan konflik kecil secara mandiri. Semua hal ini sering kali tidak didapatkan dari permainan digital.
Dari Generasi ke Generasi: Permainan Tradisional yang Seru
Setelah mengetahui manfaatnya, saatnya kita mengenal kembali beberapa permainan tradisional anak yang cocok dikenalkan kembali ke anak-anak zaman sekarang.
1. Petak Umpet
Permainan ini sangat sederhana tapi penuh tawa. Satu anak berjaga dan menghitung, sementara yang lain bersembunyi. Anak-anak jadi belajar strategi, berpikir cepat, dan melatih insting sosial. Selain itu, permainan ini bisa dimainkan hampir di mana saja!
2. Engklek
Menggambar kotak di tanah dan melompat di atasnya dengan satu kaki terlihat mudah, tapi justru di situlah tantangannya. Engklek melatih keseimbangan, koordinasi, dan konsentrasi. Anak-anak juga belajar bergantian dan menunggu giliran.
3. Bentengan
Permainan kelompok yang satu ini butuh kerja sama tim, kecepatan, dan strategi. Setiap kelompok menjaga “benteng” sambil berusaha menyentuh lawan. Bentengan mengajarkan tentang pentingnya komunikasi dan kebersamaan.
4. Congklak / Dakon
Dengan papan kayu dan biji-bijian, permainan ini melatih logika dan perhitungan. Anak-anak juga jadi lebih sabar dan teliti. Permainan ini bisa jadi alternatif yang seru di dalam rumah saat cuaca kurang bersahabat.
5. Lompat Tali
Lompat tali sederhana bisa jadi alat olahraga menyenangkan. Anak-anak bisa main sendiri atau berdua, sambil mencoba variasi gerakan dan irama. Ini melatih stamina, koordinasi, dan kepercayaan diri.

Bagaimana Cara Mengenalkan Permainan Tradisional ke Anak Zaman Sekarang?
Mungkin kamu bertanya-tanya: “Anakku sudah terlanjur suka main HP, masih mau nggak ya diajak main petak umpet?”
Tenang, semua bisa diakali dengan pendekatan yang menyenangkan. Berikut beberapa tipsnya:
✅ Mulai dari Cerita
Ajak anak bernostalgia lewat cerita: “Waktu kecil, ayah/ibu paling suka main ini loh…” Anak-anak suka mendengarkan kisah dari masa lalu orang tuanya—ini bisa jadi pintu masuk yang bagus.
✅ Libatkan Teman Sebaya
Permainan tradisional akan lebih menarik kalau dilakukan bersama-sama. Ajak sepupu, tetangga, atau teman sekolahnya untuk bermain bersama.
✅ Buat Versi Mini di Rumah
Misalnya, engklek di halaman rumah atau petak umpet di dalam rumah saat hujan. Adaptasi permainan agar tetap aman dan praktis.
✅ Jadikan Rutinitas Keluarga
Sediakan waktu khusus seminggu sekali untuk bermain bersama anak. Misalnya, “Jumat sore bebas gadget, waktunya main tradisional bareng keluarga!”
✅ Dokumentasikan dan Beri Apresiasi
Ambil foto atau video anak saat bermain dan tunjukkan padanya betapa serunya kegiatan itu. Pujian sederhana seperti “Kamu jago banget main congklak!” bisa meningkatkan semangatnya.

Kombinasikan Permainan Tradisional dengan Teknologi, Mungkin Nggak?
Tentu saja mungkin! Dunia anak sekarang memang berbeda. Kita tidak bisa sepenuhnya memisahkan mereka dari teknologi. Tapi, kita bisa mengimbangi.
Misalnya:
- Rekam anak bermain engklek lalu edit jadi video lucu bersama
- Ajak anak bikin vlog bertema “mainan zaman dulu bareng keluarga”
- Gabungkan permainan dengan cerita animasi pendek agar lebih menarik
Dengan cara ini, anak tetap mendapat manfaat dari permainan tradisional, tapi tidak merasa “ketinggalan zaman.”
Kesimpulan: Kecil Sederhana, Tapi Berdampak Besar
Teman Seru, mengenalkan permainan tradisional bukan hanya soal nostalgia. Ini tentang memberikan anak pengalaman yang kaya akan gerak, interaksi, dan nilai-nilai kehidupan. Di tengah gempuran teknologi, permainan tradisional bisa jadi alat yang sangat efektif untuk menjaga keseimbangan tumbuh kembang anak—baik secara fisik, sosial, maupun emosional.
Oleh karena itu, yuk mulai dari sekarang! Ajak anak-anak kita keluar rumah, berlari, tertawa, dan bermain seperti dulu kita kecil. Karena sesungguhnya, keceriaan masa kecil bukan berasal dari layar—melainkan dari gerak, tawa, dan kebersamaan.