Press ESC to close

serubareng.com

Jajanan Tradisional yang Mulai Langka: Yuk, Kenalin ke Anak!

Siapa di antara Teman Seru yang waktu kecil suka jajan cenil, lupis, atau kue putu di pasar atau di depan rumah? Atau yang masih ingat bunyi khas dari abang kue putu yang lewat sore-sore atau menjelang maghrib. Jajanan tradisional itu adalah bagian dari budaya dan identitas bangsa kita yang harus dijaga kelestariannya.

Nah, kali ini yuk kita obrolin tentang pentingnya mengenalkan jajanan tradisional yang mulai langka ke anak cucu kita.

Kenapa Banyak Jajanan Tradisional Mulai Langka?

  1. Kurangnya regenerasi pembuatnya.
    Banyak jajanan dibuat dengan cara tradisional yang butuh waktu dan ketelatenan. Sayangnya, generasi muda sekarang jarang yang mau belajar karena dianggap nggak “cuan” atau terlalu repot.
  2. Persaingan dengan makanan modern.
    Snack luar negeri dengan kemasan lucu dan rasa unik lebih cepat menarik perhatian anak-anak. Jajanan tradisional yang dijual di pasar atau gerobak kalah pamor.
  3. Perubahan gaya hidup.
    Orang tua zaman sekarang cenderung pilih makanan cepat saji atau pabrikan karena dianggap lebih praktis, higienis, dan tahan lama.
  4. Kurangnya edukasi budaya.
    Di sekolah atau rumah, kita jarang sekali mengenalkan makanan tradisional sebagai bagian dari pembelajaran budaya lokal.

Jajanan Tradisional yang Mulai Langka tapi Wajib Dikenalkan ke Anak

Yuk, kenali 7 jajanan tradisional versi SeruBareng berikut ini, sebelum benar-benar hilang dari peredaran:

1. Cenil

Secara umum, cenil terbuat dari tepung tapioka atau tepung singkong, dan dibentuk bulat atau lonjong. Ciri khasnya adalah teksturnya yang kenyal dan rasa manis legit, seringkali disajikan dengan taburan kelapa parut dan gula merah. 

Cenil biasanya dijual bersama dengan kue tradisional lainnya seperti klepon, getuk, dan lain-lain. Anak-anak pasti suka teksturnya yang lembut dan warnanya yang ceria bak pelangi!

2. Kue Putu

Kue putu memiliki sejarah panjang dan berasal dari Tiongkok, kemudian masuk ke Indonesia dan mengalami modifikasi. Meskipun ada versi yang menyebutkan kue putu berasal dari daerah Banten atau Jawa Timur, secara umum kue putu merupakan kue tradisional Indonesia yang populer di berbagai daerah.

Kue berbentuk silinder dengan isian gula merah yang meleleh di tengahnya, dimasak dengan kukusan bambu. Ada 2 versi warna untuk kue putu, hijau dan putih. Bunyi khas dari kukusannya aja udah bikin nostalgia!

kue putu jajanan tradisional
3. Clorot 

Clorot adalah makanan khas dari Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Jajanan ini terkenal dengan bentuknya yang unik, yaitu dibungkus janur (daun kelapa muda) seperti kerucut, dan rasanya yang manis gurih dengan tekstur kenyal. 

4. Kue Rangi 

Makanan khas Betawi ini. Merupakan perpaduan antara kelapa parut dan tepung kanji yang dibakar dalam cetakan khusus di atas tungku kecil, disiram saus gula merah kental. Renyah dan manis legit! Karena kue ini dipanggang tanpa minyak, sehingga membuat bagian bawahnya garing dan bagian atasnya tetap lembut.

5. Lupis

Lupis, atau dikenal juga sebagai lopis, adalah makanan tradisional Indonesia yang cukup populer. Terbuat dari ketan yang dibungkus daun pisang dan dikukus, disajikan dengan kelapa parut dan siraman gula merah. Cocok untuk sarapan atau camilan sore. Ada berbagai bentuk lupis, yang familiar adalah bentuk segitiga dan bulat.

6. Wajik

Jajanan dari ketan dan gula kelapa yang lengket dan manis. Biasanya disajikan di acara adat atau hajatan. Wajik adalah makanan tradisional yang umumnya ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Meskipun bukan berasal dari satu daerah spesifik, wajik sering dikaitkan dengan beberapa daerah seperti Magelang, Bandung, dan juga memiliki variasi di Sumatera dan Sulawesi

7. Kembang Goyang (Betawi)

Jajanan khas yang digoreng menggunakan cetakan berbentuk bunga. Renyah dan manis, sering ditemukan saat Lebaran, tapi makin langka di hari biasa. Kembang goyang adalah kue kering tradisional khas Betawi. Meskipun begitu, ada teori yang menyebutkan bahwa kue ini terinspirasi dari kue Norwegia bernama krumkake, yang sudah ada sejak abad ke-19. Kue ini juga dikenal di Malaysia dengan nama kuih loyang.

kembang goyang jajanan tradisional

Kenapa Anak Perlu Kenal Jajanan Tradisional Sejak Dini?

Berikut adalah beberapa tujuan mengapa jajanan tradisional harus dikenalkan kepada anak-anak kita:

  1. Membentuk rasa cinta terhadap budaya sendiri
    Saat anak tahu bahwa makanan yang mereka nikmati adalah bagian dari tradisi leluhur, mereka akan lebih menghargai budaya lokal.
  2. Melatih lidah agar tidak hanya suka makanan instan
    Jajanan tradisional punya cita rasa yang lebih alami dan tidak terlalu “ngejreng” seperti makanan pabrikan. Ini bagus untuk perkembangan indra perasa anak.
  3. Bahan lebih sehat dan alami
    Sebagian besar jajanan tradisional menggunakan bahan alami: kelapa, ketan, gula aren, daun pisang, tanpa pengawet atau pewarna buatan.
  4. Membangun kenangan keluarga yang hangat
    Ajak anak bikin klepon atau cenil bareng bisa jadi momen bonding yang seru dan bermakna. Lebih seru daripada cuma scroll TikTok bareng, kan?

Cara Seru Mengenalkan Jajanan Tradisional ke Anak

Mari kita coba cara-cara di bawah ini untuk mengenalkan jajanan tradisional kepada generasi penerus!

Ajak anak ke pasar tradisional.
Biarkan mereka lihat langsung proses pembuatan dan beli jajanan tradisional yang belum pernah mereka coba.

Bikin bareng di rumah.
Cari resep sederhana seperti klepon atau kue cucur, lalu ajak anak terlibat. Biarkan mereka memegang adonan, mencetak kue, dan mencicipi hasilnya.

Beri cerita di balik makanan.
Ceritakan asal-usul atau filosofi dari makanan yang sedang mereka makan. Misalnya, kenapa klepon harus meletus di mulut, atau kenapa lupis sering ada di hari Jumat.

Gabungkan dengan makanan modern.
Misalnya: es krim topping cenil, waffle klepon, atau pancake rasa wajik. Siapa tahu anak jadi tertarik karena tampilannya lebih kekinian!

Jangan Sampai Hanya Tinggal Cerita

Jajanan tradisional adalah harta karun rasa yang layak diwariskan turun-temurun. Sayang sekali jika sampai punah karena kita lupa mengenalkannya ke generasi berikutnya.

Sebagai orang tua, kakak, atau siapa pun yang peduli budaya, yuk kita ambil peran. Ajak anak-anak mengenal, mencicipi, dan mencintai jajanan tradisional yang mulai langka. Karena dari makanan, kita bisa belajar sejarah, nilai kebersamaan, dan kecintaan pada negeri sendiri.

Yuk, kapan mau wisata kuliner jajanan tradisional?