Halo, Teman Seru!
Siapa sangka, lagu-lagu yang dulu sering diputar dari tape recorder atau radio oleh orang tua kita kini justru kembali populer di kalangan anak muda. Bahkan, anak-anak kita sendiri—yang tumbuh di era YouTube dan Spotify—mulai menikmati lagu-lagu lawas yang pernah mengisi masa muda ayah dan ibu mereka. Karena era kemajuan teknologi itulah, lagu-lagu nostalgia bisa disukai oleh anak-anak zaman sekarang. Fenomena ini nggak cuma seru, tapi juga jadi jembatan emosional lintas generasi.
Mengapa Lagu Lawas Bisa Diterima Anak Zaman Sekarang?
Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa musik adalah bahasa universal. Lirik, melodi, dan emosi di balik sebuah lagu bisa melampaui batas waktu. Lagu lawas memiliki ciri khas tersendiri—baik dari segi aransemen yang sederhana namun kuat, hingga lirik yang puitis dan menyentuh. Tak heran jika generasi muda pun bisa ikut jatuh cinta.
Selain itu, banyak dari lagu-lagu nostalgia ini muncul kembali lewat berbagai media populer. Misalnya, soundtrack film, iklan, hingga challenge TikTok. Anak-anak yang awalnya tidak mengenal penyanyi seperti Chrisye, Broery Marantika, atau Ruth Sahanaya, jadi penasaran dan akhirnya terpesona.
Lagu-Lagu Nostalgia yang “Timeless”
Berikut beberapa lagu nostalgia yang kini kembali digemari lintas generasi, termasuk oleh anak-anak remaja:
- “Andai Aku Bisa” – Chrisye
Liriknya yang dalam dan nada lembut membuat lagu ini tetap relevan untuk menggambarkan perasaan galau atau rindu. Banyak remaja meng-cover lagu ini karena kekuatan emosinya. - “Kisah Kasih di Sekolah” – Obbie Messakh
Lagu ini kerap diputar dalam acara perpisahan sekolah, menjadikannya soundtrack tak resmi bagi banyak kenangan masa muda, baik dulu maupun sekarang. - “Bunda” – Melly Goeslaw
Meski relatif “baru” dibanding lagu 80-an, lagu ini tetap menyentuh generasi muda karena liriknya yang kuat tentang kasih sayang seorang ibu. - “Aku Cinta Padamu” – Broery Marantika
Dengan suara khas dan lirik cinta yang tulus, lagu ini kembali populer di TikTok, bahkan dipakai dalam video wedding atau tribute keluarga. - “Untukmu Segalanya” – Ruth Sahanaya
Lagu balada cinta yang penuh ekspresi ini sering digunakan anak-anak zaman sekarang sebagai pengiring konten kreatif mereka.

Transisi Musik di Rumah: Dari Orang Tua ke Anak
Perubahan ini sering dimulai dari hal sederhana. Mungkin saat kamu sedang menyetel lagu favorit masa muda, anakmu yang awalnya hanya mendengarkan ikut bersenandung, lalu bertanya, “Lagu siapa itu, Ma?”
Dari situ, obrolan kecil terjadi. Kamu mulai bercerita tentang masa SMA, tentang teman-teman lama, atau tentang momen saat pertama kali mendengarkan lagu itu dari radio. Anakmu mendengarkan dengan penuh minat—dan tanpa sadar, kalian membangun koneksi emosional yang hangat lewat musik.
Transisi ini juga bisa dibantu dengan membuat playlist keluarga. Isinya bisa campuran lagu dari semua generasi. Misalnya, satu lagu pilihan anak, satu lagu favorit ayah, satu dari ibu, dan seterusnya. Hasilnya bukan cuma playlist, tapi juga momen kebersamaan.
Mengajak Anak untuk “Mengenal” Musik Zaman Dulu
Terkadang, mengenalkan anak pada lagu-lagu nostalgia bisa menjadi langkah menyenangkan dan edukatif. Kamu bisa mengajak mereka karaoke di rumah dengan lagu lawas, atau menonton konser virtual penyanyi legendaris Indonesia.
Beberapa platform bahkan menyediakan dokumenter atau video cerita di balik lagu-lagu klasik. Ini bisa menjadi cara menarik untuk membangkitkan rasa penasaran anak terhadap sejarah musik lokal.
Lebih dari itu, kamu juga bisa menjadikan lagu-lagu ini bagian dari rutinitas harian—misalnya diputar saat makan malam bersama, saat perjalanan di mobil, atau ketika bersih-bersih rumah di akhir pekan.
Nostalgia yang Menguatkan Bonding
Yang membuat musik nostalgia begitu spesial adalah kemampuannya untuk mengundang cerita. Setiap lagu biasanya punya memori yang melekat—tentang siapa, di mana, dan kapan kita mendengarnya. Saat cerita-cerita ini dibagikan pada anak, bukan hanya sekadar memperkenalkan lagu, tapi juga berbagi nilai, pengalaman, dan bahkan pelajaran hidup.
Anak-anak jadi bisa melihat orang tuanya sebagai pribadi dengan masa lalu yang kaya dan menarik. Mereka bisa belajar bahwa orang tua mereka juga pernah remaja, juga pernah galau, jatuh cinta, dan punya idola musik.
Tips Seru Memulai Kebiasaan Dengar Lagu Nostalgia Bareng Anak
Kalau kamu ingin mulai menjadikan lagu nostalgia sebagai bagian dari quality time bersama anak, berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:
- Mulai dari Lagu dengan Lirik Sederhana
Anak-anak lebih mudah terhubung dengan lagu yang punya cerita jelas atau lirik yang relatable. - Ceritakan Kenangan Pribadi
Misalnya, “Dulu lagu ini sering Mama dengar waktu SMA, pas lagi belajar nari modern dance di sekolah.” - Gabungkan dengan Lagu Favorit Anak
Buat playlist campuran agar terasa adil dan tetap seru didengarkan bersama. - Gunakan Visual Menarik
Ajak anak melihat video klip atau cover kreatif dari lagu lawas di YouTube, TikTok, atau Instagram. - Jadikan Tradisi Kecil
Misalnya, “Minggu Musik Lawas” setiap akhir pekan di rumah. Ini bisa jadi kegiatan rutin keluarga yang ditunggu-tunggu.
Musik, Jembatan Generasi
Pada akhirnya, musik adalah jembatan lintas generasi yang bisa menghubungkan perbedaan usia, selera, dan cara pandang. Saat anak dan orang tua bisa menyukai lagu yang sama, itu bukan hanya soal selera musik—tetapi soal kedekatan emosional.
Jadi, jangan ragu untuk membagikan lagu favorit masa muda kamu kepada anak. Siapa tahu, di antara nada dan lirik yang mengalun, kalian justru menemukan cara baru untuk saling memahami.